Rabu, 19 Mei 2010

Tugas Riset Akuntansi-Mencari Jurnal Akuntansi B.Inggris -Terjemahan (4)

sumber : journal.uii.ac.id/index.php/Millah/article/view/435/34

Pemahaman Praktisi BMT tentang PSAK No 59 (The Akuntansi Perbankan Syariah) tentang Pengakuan dan Pengukuran Produk Pembiayaan

Oleh: Eny Iroh Hayati

* *

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pemahaman praktisi BMT ‘dari SPAK No 59 tentang Akuntansi Perbankan syariah untuk produk pendanaan. Untuk alasan ini, penelitian dilakukan dengan metode deskriptif. Penelitian lapangan menggunakan pendekatan kuantitatif juga digunakan. Namun, pendekatan kualitatif juga digunakan untuk mengeksplorasi dan untuk memperjelas serta membandingkan antara konsep dan situasi nyata. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah anggota dari PUSKOP ¬ Syah DIY, dan subjek penelitian ini adalah manajer dan staf akuntansi BMTs ini. Sampel terdiri dari 30% dari 80 anggota aktif.
Namun, karena besarnya masing-masing sub-populasi berbeda, metode sampling proporsional digunakan untuk menentukan jumlah sampel yang diambil dari setiap sub-populasi, dan metode purposive sampling digunakan sebagai metode sampling.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah usia, latar belakang pendidikan, lamanya waktu bekerja di BMT, dan frekuensi pelatihan atau lokakarya bergabung dengan subyek. Sementara itu, variabel dependen dalam penelitian ini adalah memahami praktisi BMT tentang SPAK Nomor 59 untuk produk pendanaan. metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, observasi lapangan dan wawancara. Sementara itu, data analisis untuk studi ini meliputi analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.

Kata kunci: akuntansi, PSAK No 59, pengertian, praktisi BMT

A. Pendahuluan

Munculnya alternatif lembaga keuangan syari’at disebabkan oleh kesulitan perbankan syari’at di tingkat akar rumput mencapai. Mereka komitmen untuk meningkatkan kondisi masyarakat akar rumput menghadapi banyak kendala baik dari dalam . peraturan atau praktek. Secara hukum dan teknis, prosedur pinjaman. bank konvensional dan BPRS serupa. Bahkan, prosedur pinjaman adalah utama halangan bagi pengusaha kecil untuk membawa harapan perbankan syari’at menjadi kenyataan.

Penulis adalah alumnus Program Magister Studi Islam di Ekonomi Islam di Indonesian Islamic University. Universitas Islam Indonesia. Email: enys_uin@yahoo.com Email: enys_uin@yahoo.com


BMT (Baitul Mal wat-Tamwîl) sebagai salah satu alternatif keuangan syari’at lembaga adalah baik berorientasi bisnis dan sosial lembaga. BMT adalah mikro lembaga keuangan yang beroperasi di tingkat masyarakat rendah. Dengan menggunakan syari’at prinsip, lembaga ini tidak hanya dikontrol oleh aspek ekonomi dan masyarakat; bukan agama atau teologi yang lebih dominan dalam kontrol. Pada akhir tahun 2005 jumlah BMTs (Baitul Mal wat-Tamwil) di Indonesia mencapai 3,000 unit. Sementara di Daerah Istimewa Yogyakarta, menurut PUSKOPSYAH data, hingga Agustus 2006 jumlah BMTs adalah 82 unit, tidak termasuk BMTs di luar anggota PUSKOPSYAH. Meskipun munculnya BMTs banyak di negeri ini adalah barang phenomenon, fenomena, bukan berarti perkembangannya terjadi dengan lancar. Ada banyak masalah penting yang perlu dipecahkan. Salah satu masalah kekhawatiran tentang .penerapan prinsip-prinsip syari’at Islam pada akuntansi. Kebijakan akuntansi di lembaga keuangan merupakan aspek penting karena setiap lembaga keuangan selalu terhubung ke transaksi keuangan yang memerlukan panduan. Akibatnya, akuntansi dibutuhkan sehingga setiap transaksi ekonomi di lembaga tersebut didokumentasikan dengan baik dan dikendalikan. Dengan cara akuntansi, hak-hak setiap pihak akan cukup dilindungi.

Secara hukum dan secara resmi, maka BMT memiliki badan hukum yang sama dengan kerjasama. Namun, BMT’s standar akuntansi yang bervariasi. Beberapa BMTs berlaku kerjasama akuntansi, akuntansi perusahaan terbatas, dan bahkan standar. akuntansi perbankan. Karena BMT pada dasarnya adalah kerjasama dalam badan hukum, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) / The Record Standard

Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Mal wat Tamwil, (Yogyakarta: UII Press). 2004, hal 73-74. 73-74. Dikutip dari www.republika.co.id, diakses pada tahun 2006. Sumber: DIY Puskopsyah

Hertanto Widodo et al., Akuntansi Syariat PANDUAN Pedoman Praktis Operasional Baitul Mal Wat Tamwil , (Bandung: Mizan, 2000), p 58. Mal Wat Tamwil, (Bandung: Mizan, 2000), p 58.

“BMT Perlu Standar Akuntansi” dikutip dari www.republika.co.id, diakses pada tanggal 5 April 2006. 2006.

Akuntansi Keuangan No 27 tentang Akuntansi Kerjasama sebagai standar dari akuntansi. Dalam hal ini, Triyuwono mengatakan bahwa yang berorientasi sosial kerjasama telah berwarna praktek atau kerja sama akuntansi keuangan. Namun, meskipun akuntansi yang berada dalam nuansa sosial dari kerjasama tersebut, lebih dipengaruhi oleh (memberikan prioritas kepada para anggotanya lebih dari orang lain, yang kontras dengan karakteristik sistem keuangan syari’at).
Pusat Inkubasi Usaha Kecil Selain itu, Amin Aziz, Ketua Pusat Inkubasi Usaha Kecil (PINBUK), mengakui itu BMT metode operasi tertutup untuk bahwa dari bank konvensional, bukan kerjasama. Sementara kerjasama hanya beroperasi di uang tabungan dan pinjaman untuk anggota, BMT juga melayani orang lain daripada yang member. anggota. Yaya saham ide ini. Ia menyatakan bahwa sebagai sebuah lembaga yang berbasis pada nilai-nilai Islam, BMT dan perbankan syari’at beroperasi atas dasar fiqh. Dewan Syari’ah dan operasional perbankan syari’ah harus berdasarkan fatwa dari Dewan Syari’ah
Nasional Dewan Syariah Nasional yang berwenang untuk menentukan dasar hukum transaksi apa pun. Akibatnya, dalam prakteknya, tidak ada perbedaan. antara transaksi di BMT dan perbankan syari’at. Para BMT dan perbankan syari’ah yang secara substansial serupa karena mereka beroperasi dalam sistem yang sama.the Oleh karena itu tidak akan cukup jika BMT yang menggunakan standar akuntansi PSAK No 27. Ini akan memadai jika BMT menggunakan PSAK No 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah. Seperti yang disebutkan oleh Adian, bahkan meskipun konsep formal syari’at akuntansi lembaga keuangan mikro telah Iwan Triyuwono, “Akuntansi Syari’ah dan Koperasi Mencari Bentuk Dalam Metafora Amanah” , Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia , Volume 1 No.1 May 1997, pp. 38-42


Amin Aziz di “Jangan Paksa Besar BMT BPRS Jadi” dikutip dari www. republika.co.id , republika.co.id, diakses pada tanggal 5 April 2006.

Rizal Yaya, “Mengkritisi Konsep Akuntansi Keuangan Lembaga Keuangan Mikro bagi Syari’ah”.. Workshop Merancang Format Akuntansi Keuangan Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Hotel Inna Garuda-Yogyakarta pada 09-12 Agustus 2004 yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Ekonomi (PPE) / Pusat Pengembangan Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan BMT Muamalah Hidayatul Wonogiri, hal. 7-8.

tidak disusun, lembaga-lembaga normatif bisa merujuk ke PSAK No 59 dan kerangka dasar untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Tujuan dari penelitian ini adalah bukan hanya masalah di tingkat praktis, tetapi juga masalah mengikuti aturan syari’at untuk lembaga keuangan syari’at, khususnya BMT di Yogyakarta. Berdasarkan menyebutkan fenomena di atas, diperlukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemahaman tentang BMT’s the praktisi terhadap PSAK No 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah, yang pengakuan dan pengukuran produk pendanaan, dan hubungan antara umur, istilah bekerja di BMT, latar belakang pendidikan dan frekuensi berpartisipasi dalam pelatihan, seminar, dan kegiatan tersebut, dan pemahaman tentang BMT’s praktisi pada PSAK No 59 tentang pengakuan dan pengukuran pendanaan produk. Pemahaman BMT’s praktisi ini (terutama para manajer dan . akuntan), akan mempengaruhi kebijakan dan teknis akuntansi yang digunakan oleh BMT tersebut Oleh karena itu, penelitian ini akan berfungsi sebagai titik awal untuk mengetahui pemahaman BMT's praktisi di Yogyakarta pada PSAK No 59 dan yang mungkin aplikasi. Berdasarkan masalah di atas, artikel ini akan mencoba untuk menjelaskan Pernyataan Standar bagaimana BMT's praktisi di Yogyakarta memahami Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK / Rekaman Standar Akuntansi Keuangan) Nomor 59 pada pengakuan dan pengukuran produk pendanaan, dan juga untuk mengetahui hubungan antara umur, masa kerja di BMT, latar belakang pendidikan dan frekuensi pelatihan, seminar atau bentuk lain dari pelatihan, dan pemahaman tentang BMT itu praktisi pada konsep pengakuan dan pengukuran produk pendanaan.

Akhyar Adnan, "Kritik Atas Konsep Akuntansi Syariah Lembaga Keuangan Mikro" di Workshop Merancang Format Akuntansi Keuangan Lembaga Keuangan Mikro Bagi Syariah di Hotel Pusat Pengembangan Ekonomi (PPE)/ Center Inna Garuda-Yogyakarta pada 09-12 Agustus 2004 yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Ekonomi (PPE) / Pusat Pengembangan Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan BMT Hidayatul Muamala

B. Penelitian Kepustakaan

Islam sebagai sebuah ideologi penuh nilai. Akibatnya, pengoperasian akuntansi dalam masyarakat Islam harus menyesuaikan dengan karakteristik Islam. Islam mengajar harus berlaku sebagai dasar bagi seluruh aspek di masyarakat.

Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi untuk membuat laporan bagi siapa saja yang berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan bisnis negara. Secara teoritis, ada beberapa definisi akuntansi. According to the Menurut American Institut Akuntan Publik (AICPA), akuntansi adalah seni mendokumentasikan, pengelompokan, dan dengan cara tertentu dan di moneter pengukuran transaksi dan kesempatan keuangan, dan juga menafsirkan hasil. akuntansi yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada pengguna sebagai dasar pengambilan keputusan. Tujuan umum akuntansi penyajian deskripsi untuk penggunanya tentang kinerja bisnis, kondisi keuangan, dan arus kas dari lembaga dalam jangka waktu tertentu. Berdasarkan tujuan ini universal, informasi akuntansi yang dapat digunakan untuk tujuan khusus, seperti untuk menghitung pajak dan mungkin, untuk menghitung zakat.

Akuntansi merupakan salah satu "muamalah" domain dalam ajaran Islam. berarti bahwa

perkembangannya tergantung pada akal manusia. Namun, akuntansi adalah signifikan, Allah memberikan pertimbangan khusus di dalam Alquran sebagai dasar akuntansi sesuai dengan syari'at Islam, Al-Baqarah (2)

Dalam ayat ini (ayat), jelas bahwa dalam Islam, memperhatikan suatu transaksi (mu'amalah) adalah wajib sebagai landasan bagi penilaian masa depan dan solusi untuk masalah lebih lanjut, dan untuk pencegahan dari manipulasi atau penipuan dari transaksi dan keuntungan.


Sumber Muhamad, Pengantar Akuntansi Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2002), hal. 10.

Carl S. Warren, dkk. Akuntansi Edisi 21, diterjemahkan oleh Aria Farahmita, et al. Pengantar Akuntansi Edisi 21 (Buku 1), Jakarta (Salemba Empat, 2005), hlm. 24-27.

Al-Quran dan Terjemahnya , Depag RI. Quran Dan Terjemahnya-Al, Depag RI.

Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hal 142. 142. h Wonogiri, p. Muamalah Wonogiri, hal 10. 10.

dari ayat ini, Muhammad disebut tiga prinsip-prinsip umum syari'at akuntansi; tanggung jawab, keadilan dan kebenaran.

Dalam Masalah Akuntansi dalam Perbankan Islam, seperti dikutip oleh Muhammad, adalah disebutkan bahwa tujuan dari informasi akuntansi di lembaga keuangan syari'at muncul karena dua alasan:

1. 1. Lembaga Keuangan Syariah dikelola dalam kerangka syari'at karena pada dasarnya transaksi adalah berbeda dari yang konvensional keuangan lembaga.

2. 2. Pengguna informasi akuntansi lembaga keuangan syari'at adalah berbeda dari lembaga keuangan konvensional.

Hasil dari siklus akuntansi adalah tersedianya laporan keuangan. laporan keuangan kualitas tinggi harus memenuhi persyaratan kualitatif laporan keuangan yaitu dimengerti, dapat dipercaya, relevan dan sebanding.Jika publik rekaman dan laporan data keuangan dengan menggunakan standar sendiri, akan sulit atau bahkan mungkin untuk membandingkan bisnis ini dengan yang serupa.

Oleh karena itu, praktek akuntansi sesuai dengan standar umum akuntansi perlu Sedangkan pada aspek standar lainnya tidak diperlukan. In Indonesia, the Di Indonesia, hukum untuk mengukur / membenarkan, mengelola dan mengkomunikasikan informasi akuntansi the Standard for Financial tersedia di SAK (Standar Akutansi Keuangan) / Standar Keuangan Akuntansi yang berkaitan dengan prinsip akuntansi umum. While on more Sementara pada lebih aspek tertentu akuntansi PSAK ada. Mengenai standar akuntansi, Edey, seperti dikutip oleh Muhammad, dinyatakan bahwa standar yang dimaksud dengan:

. Muhammad, Prinsip-Prinsip Akuntansi dalam Al-Qur'an, (Yogyakarta: UII Press, 2000) hal

"Institut Perbankan Islam dan Asuransi, Akuntansi Isu dalam Perbankan Islam", dalam

Muhamad, Pengantar… , p. Muhamad, Pengantar ..., hal 103. 103.

Carl S. Warren, Accounting.. ., p. Carl S. Warren, .. Akuntansi., Hal 16. 16.

Mursyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003), hal 14. 14.

Charles T. Horngren, Accounting.., p. Charles T. Horngren, .. Akuntansi, hal 7. 7.


Edey in Muhamad, Pengantar Akuntansi Syari'ah, 2 Edey di Muhamad, Pengantar Akuntansi Syari'ah, 2 edition, (Jakarta: Salemba Empat, edisi, (Jakarta: Salemba Empat,

2005), p. 2005), hal 201. 201.

1. Untuk mewajibkan akuntan untuk menginformasikan apa yang telah mereka lakukan dengan menunjukkan metode dan strategi akuntansi yang sedang digunakan.

2. Untuk mendukung keseragaman dalam presentasi laporan keuangan.

3. Untuk mendukung pemaparan aspek khusus yang mungkin dibutuhkan oleh pengguna

informasi sebagai dasar untuk pembuatan keputusan mereka.

4. Untuk menetapkan pengungkapan dan keputusan implisit eksplisit tentang menerima penilaian aset dan pengaturan laba.

Standar akuntansi sesuai dengan standar umum akuntansi diperlukan dalam dunia bisnis. PSAK No 59 tentang akuntansi syari'at disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (Dewan untuk Standardization of Financial Accounting) pada tanggal 1 Mei 2002, merupakan salah satu wacana tentang praktek akuntansi syari'at di Indonesia. Syari'at akuntansi, dengan cara dari PSAK No 59, tidak hanya memberikan informasi untuk proses pengambilan keputusan tapi juga menjamin bahwa lembaga adalah mematuhi prinsip dan aturan syari'at, dan juga oleh sosio-ekonomi.

Ini adalah karakteristik dari syari'at lembaga keuangan. Praktis laporan akuntansi keuangan syari'at terdiri

untuk pengguna yang sama dengan akuntansi konvensional dengan penambahan kelembagaan investor, zakat, infaq dan shadaqah wajib, dan Dewan Pengawas Syari'ah (Dewan Pengawas Syariah). PSAK 59 berisi pengakuan, pengukuran dan karakteristik produk perbankan syari'at seperti murâbahah, salam, istishna, wadiah, qardh, sharf, dan masuk dan Mursyidi, Akuntansi…, p. Mursyidi, Akuntansi ..., hal 14 . 14.

Dwi Ratmono, "Pengungkapan Nilai Islam Dalam Pelaporan Keuangan Bank Syariah

Paradigma Akuntansi Syariah Filosofis-Teoritis dan PSAK 59", Ekonomi Islam II , Pusat Pengkajian Bisnis dan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi, (Pusat Business and Islamic Economics Studies, the Faculty of Economics) Brawijaya University of Malang, Bisnis dan Studi Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi) Universitas Brawijaya Malang,

May 28-29, 2004, p. 28-29 Mei, 2004, hal 395. 395.

pengukuran zakat. Banking Ini juga terdiri dari komposisi Perbankan Syariah Laporan Keuangan dan juga presentasi umum Laporan Keuangan.

Dari sudut pandang perkembangan perbankan syari'at dan syari'at No PSAK 59 dapat berfungsi sebagai instrumen untuk meningkatkan shari'ah kepercayaan publik uang tabungan dan melakukan bisnis dengan perbankan atau syari'at syari'at lembaga keuangan mikro.

Di sisi lain, karena bisnis Indonesia ' lingkungan adalah kurangnya integritas nilai-nilai Islam, PSAK No 59 ini diharapkan akan petunjuk bagi peningkatan bisnis Islam serta untuk pembangunan ilmu bisnis yang menganggap moralitas, semangat keagamaan, dan sosial

kesadaran.

Oleh karena itu pemahaman praktisi BMT akan mempengaruhi pendirian yang handal dan hanya sistem akuntansi.


C. Metodologi Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Namun, penggunaan kualitatif Pendekatan ini tidak dapat dihindari dalam mengungkapkan dan menjelaskan tentang konsep dan realitas. Pendekatan ini juga dapat diterapkan dalam mengungkap masalah akuntansi syari'at dalam lembaga keuangan mikro syari'ah. Ini adalah penelitian lapangan yang dilakukan oleh melakukan observasi dan wawancara dengan manajer BMT itu dan staf akuntansi, sebagai sampel penelitian, untuk mewakili dan menggambarkan semua BMTs di Yogyakarta. Ini

penelitian lapangan bertujuan untuk mengetahui kecenderungan umum yang berkaitan dengan operasional teknik akuntansi syari'at (No PSAK 59) di BMTs di Yogyakarta.

Penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai penelitian deskriptif karena niat penelitian ini adalah untuk menjelaskan pemahaman yang praktisi BMT yang tentang . PSAK No 59 tentang pengakuan dan pengukuran produk pendanaan. Selain itu, ini penelitian juga mencoba untuk menggambarkan hubungan antara variabel atau untuk menggambarkan hubungan antara dua atau lebih kuantitatif variabel ditunjukkan oleh koefisien 1 Lihat "Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No Ikatan Akuntan Indonesia 59", 1 st Edition, May 2002, 1 Edisi, Mei 2002, 1 st paragraph. ayat.

. Dwi Ratmono, "Pengungkapan ..., hal 395. 395.

angka korelasi. Populasi penelitian ini adalah BMTs yang merupakan di Daerah Istimewa Yogyakarta (Daerah IstimewaYogyakarta). 2006 there Menurut data dari PUSKOPYAH itu, pada tanggal 31 Agustus 2006, terdapat PUSKOPYAH BMT Mitra adalah 80 BMTs aktif yang merupakan anggota PUSKOPYAH BMT Mitra Nugraha, from. Nugraha, dari lima kabupaten di Propinsi Yogyakarta. Menurut Gay, sebagai dikutip oleh Husein Umar, dari sampel yang diterima berdasarkan desain deskriptif adalah 10% dari populasi, atau 20% untuk populasi kecil. This research Penelitian ini akan mengambil 30% dari populasi. Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah sampling proporsional. Selanjutnya, simple random sampling digunakan untuk menentukan yang akan dipilih BMT sebagai sampel di setiap subpopulasi, sedangkan purposive sampling digunakan untuk memilih responden untuk mengisi kuesioner. Responden adalah praktisi BMT's yaitu para manajer dan staf akuntansi dari BMT tersebut.

penelitian dari penelitian ini adalah: Variabel Independen, disimbolkan oleh X, terdiri dari: usia (), latar belakang pendidikan (); istilah bekerja di BMT (); dan frekuensi pelatihan, seminar dan kegiatan lainnya seperti (). Sedangkan Variabel Bergantung, dilambangkan dengan Y, adalah pemahaman tentang BMT's praktisi di No PSAK 59

tentang pengakuan dan pengukuran produk pendanaan. Karena ini adalah penelitian lapangan yang secara alami deskriptif, data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, observasi, dan wawancara, Selanjutnya, data dianalisis dalam beberapa tahapan: tahap pengolahan data yang meliputi data dan mengedit data coding, tahap analisis data, dan interpretasi data tahap. data mengacu pada aktivitas mengorganisasi data ke tertentu struktur untuk ditafsirkan. Dalam penelitian ini analisis data terdiri dari analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. deskriptif analisis statistik digunakan untuk menganalisa data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul Soehardi Sigit Pengantar, Metodologi Penelitian Sosial Manajemen Bisnis, (Yogyakarta:

Lukman Offset, 1999), p. Lukman Offset, 1999), hal 99. 99.

Husein Umar, Riset Akuntansi , (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1998), p.70. Husein Umar, Riset Akuntansi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1998), p.70.

Sugiyono , Metode Penelitian Administrasi , 13 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi,13

Edition, (Bandung: Alfabeta, 2005), p. Edition, (Bandung: Alfabeta, 2005), hal 169. 169.

dari kuesioner, tabulasi, dan menghitung persentase. Analisis ini digunakan untuk mengatasi masalah pertama, sedangkan analisis statistik inferensial diterapkan untuk pengukuran tingkat hubungan antara variabel. Dalam berurusan dengan korelasi antara lebih dari dua variabel, yang eknik statistik yang digunakan adalah analisis korelasi ganda di mana Hasilnya adalah koefisien korelasi berganda (R), dan korelasi parsial analisis yang hasil koefisien korelasi parsial ().

Uji F diterapkan untuk uji koefisien korelasi berganda dan uji t digunakan untuk uji koefisien korelasi parsial.

Pada dasarnya, uji F adalah uji pada R, (yang koefisien korelasi berganda). Dalam kata lain uji F digunakan untuk uji pentingnya R.

D. Analisis

Dari jawaban dari responden dari kuesioner, sebagian besar responden (95.8%) memiliki pemahaman yang mendalam pada subjek. Hasil ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa pada dasarnya, dana produk yang terdiri dari Mudarabah dan tabungan wadiah cukup dikenal. Namun, ada beberapa poin perlu diamati. Based on Berdasarkan jawaban mereka, meskipun tingkat pemahaman para praktisi BMT's pada PSAK No 59 cukup tinggi, 95,8%, hanya 62,5% dari mereka yang setuju bahwa standar akuntansi yang cocok untuk BMTs adalah PSAK No 59, sisanya tidak setuju dengan pendapat ini. Hal ini menarik karena di satu sisi mereka punya cukup pemahaman No PSAK 59 tetapi di sisi lain mereka tidak sepenuhnya setuju dengan penerapannya. Ini mungkin disebabkan oleh kurangnya sosialisasi PSAK Nomor 59 untuk BMT's manajemen tersebut. BMT’s Akibatnya, meskipun BMT's BMT's managements are praktisi baik informasi mengenai Nomor 59, PSAK BMT's manajemen adalah

Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: Bumi

Aksara, 1995), p. Aksara, 1995), hal 253. 253.

Iqbal Hasan, Analisa Data Statistik untuk Artikel Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),

(Jakarta: Bumi Aksara, 2005), p. (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal 80. 80.

Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005),

pp. 235-237. hal. 235-237.

enggan untuk menerapkannya dalam lembaga mereka karena mereka tidak memiliki kemauan politik melalui implementasi dan selain tidak ada instrumen yang tepat untuk penerapan Situasi ini menggambarkan bahwa pelaksanaan PSAK No 59 adalah sebuah proses akan lama. Karena sudah menyadari bahwa responden memiliki tingkat tinggi pemahaman tentang subjek, pertanyaan berikutnya akan apakah umur, bekerja panjang, belakang pendidikan, dan frekuensi mengikuti pelatihan, berkaitan dengan tingkat responden tentang PSAK No 59 tentang pengakuan dan pengukuran produk pendanaan. Hasilnya akan sangat menarik untuk dipelajari, karena berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan responden, 75% dari BMT's manajemen belum menerapkan PSAK No 59 di lembaga-lembaga mereka belum.

The result of the multiple correlations analysis is the coefficient of multiple Hasil analisis korelasi berganda koefisien berganda korelasi (R) sekitar 0,682 Interpretasi dari nilai R adalah bahwa independen terdiri dari usia, bekerja istilah, latar belakang pendidikan, dan frekuensi pelatihan, semuanya memiliki hubungan yang cukup tergantung kepada variable (pemahaman responden pada PSAK No 59 tentang pengakuan dan Pengukuran produk dana). Tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas (df) 43 hasilnya adalah 2,589. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel bebas sama sekali memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel dependen. Di sisi lain, hasil analisis korelasi parsial dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel latar belakang pendidikan merupakan variabel yang paling dekat dengan variabel pemahaman. Hubungan yang signifikan ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi parsial jumlah sekitar 0,491. Diikuti oleh variabel usia sekitar

0,361, variabel kerja jangka sekitar 0,326, dan yang terakhir adalah kurang dekat koneksi variabel yaitu frekuensi pelatihan tentang 0,319. Variabel latar belakang pendidikan yang terbukti memiliki lebih dekat koneksi dengan variabel lain. Uji t menunjukkan bahwa variabel pendidikan

Lihat Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar, Pengantar, hal 253 253


Latar belakang memiliki hubungan yang signifikan terhadap pemahaman tentang BMT's praktisi tentang PSAK No.59 tentang Akuntansi Perbankan syariah di pengakuan dan pengukuran produk pendanaan, meskipun korelasinya rendah. Korelasi antara latar belakang pendidikan dan pemahaman tersebut layak karena menurut frekuensi distribusi, sekitar 58,3% responden memiliki latar belakang pendidikan ekonomi. Latar belakang pendidikan yang terkait akan responden kemudahan dalam mempelajari dan memahami istilah yang digunakan dalam PSAK No 59, terutama jika responden berada di usia produktif (20 sampai 30 tahun lama), dan memiliki kerja jangka panjang dan sering mengikuti pelatihan. Dengan kata lain, jika responden adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan dasar (latar belakang pendidikan mereka tidak memadai untuk pekerjaan itu), maka akan menciptakan kesulitan dalam memahami isi Selanjutnya, kuantitas dan kualitas penyerapan konten (Pemahaman) jauh dari yang diharapkan. tab silang antara variabel latar belakang pendidikan dan tingkat pemahaman menunjukkan bahwa tidak ada responden dengan rendahnya pemahaman dan hanya 4,2% responden berada di tingkat menengah.Itu responden dengan latar belakang pendidikan sarjana (S1), diploma (D3) dan pascasarjana (S2) semuanya memiliki tingkat pemahaman tinggi pada PSAK No 59 tentang pengakuan dan pengukuran produk pendanaan. Di antara responden dengan latar belakang pendidikan sekolah tinggi, 86,9% dari mereka memiliki tingkat tinggi pemahaman sementara 13,4% berada di tingkat menengah pemahaman. Variabel usia juga terkait dengan pemahaman tentang BMT's praktisi tentang PSAK No 59 tentang pengakuan dan pengukuran pendanaan produk. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel usia memiliki signifikan korelasi dengan pemahaman praktisi BMT yang pada PSAK No 59 tentang

Akuntansi Perbankan syariah mengenai pengakuan dan pengukuran produk pendanaan, meskipun dalam tahap sangat rendah. frekuensi adalah jelas bahwa sebagian besar responden berada di kelompok usia 30 sampai 20 (52,1%) dan di

31 to 40 age group (41.7%). 31-40 kelompok umur (41,7%). silang antara variabel usia dan


tahap pemahaman ini menunjukkan bahwa dalam kelompok usia 30 sampai 20, sekitar 91,9%

responden dalam tahap tinggi pemahaman dan 8,1% dari mereka berada di tengah tingkat pemahaman Kelompok usia lain menunjukkan bahwa seluruh responden memiliki tingkat pemahaman yang tinggi. Tingkat tinggi pemahaman responden dari 30 kelompok umur sampai 20, usia produktif, merupakan fenomena menarik. Berdasarkan usia mereka, manusia intelektualitas meningkat dan mencapai titik puncaknya pada usia 20 dan 30. In the Dalam

usia antara 30 sampai 60 tahun intelektualitas manusia berkurang dan penurunan tajam setelah usia 60.

Pada usia antara 20 hingga 30 tahun, orang-orang di ketinggian kondisi fisiologis mereka. Aspek fisiologis terdiri dari umum kondisi fisik dan tonus (kekuatan otot) yang mengungkapkan kesehatan organ dan nya sendi. Aspek-aspek tersebut mempengaruhi orang dan intensitas semangat dalam belajar.

Usia tua atau usia dini dapat mengurangi kualitas kognitif orang untuk belajar, sehingga sulit untuk menyerap materi pembelajaran atau bahkan tidak mungkin usia ini.Selain itu, sebagai orang usia, pendengaran mereka bertambah buruk. Pada usia 20-an, orang dapat mendengar suara dari jarak 8 sampai 10 meter. Namun, pada usia 40-an, orang tidak . dapat mendengar suara dari lebih dari 5 meter jarak.

Variabel lain yang berhubungan dengan tingkat pemahaman adalah variabel kerja term in the BMT. istilah dalam BMT tersebut. Dengan menggunakan uji t, hasilnya menunjukkan bahwa variabel kerja jangka memiliki korelasi yang signifikan dengan pemahaman praktisi BMT yang tentang PSAK No 59 tentang pengakuan dan pengukuran produk pendanaan bahkan

meskipun dalam tingkat rendah. Selain itu, menggambarkan bahwa kuesioner responden

dengan jangka waktu bekerja di BMT sekitar 3 sampai 5 tahun adalah sekitar 31,3% sementara orang-orang yang telah bekerja selama 1 sampai 3 tahun juga sekitar 31,3%. Responden dengan 5 sampai 7 tahun bekerja panjang adalah 10 orang atau sekitar 20,8% sedangkan yang bekerja selama lebih dari 7 tahun adalah sekitar 16,7%.

Rosjidan, dkk, Belajar Dan Pembelajaran, (Malang: Universitas Negeri Malang FIP, 2001),

p. hal 12. 12. Ibid ., p. Ibid., Hal 10. 10.


tab silang antara variabel kerja jangka dan derajat pemahaman tidak menunjukkan responden dengan tingkat pemahaman yang rendah.sekelompok orang yang bekerja kurang dari 3 tahun, 86,6% dari mereka berada di tingkat tinggi pemahaman sementara 13,4% berada di tengah panggung. Sisa dari responden berada di tinggi tahap pemahaman. Tingkat pemahaman responden dengan 3 sampai 5 tahun kerja jangka menunjukkan bahwa pada dasarnya responden yang akrab dengan dasar-dasar teori dan praktek pengakuan dan pengukuran produk pendanaan. Jadi, responden dengan lama istilah bekerja di BMT akan dapat mengetahui pekerjaan mereka walaupun usia mereka di luar usia produktif atau dengan latar belakang pendidikan cukup. variabel lain yang berhubungan dengan tinggi pemahaman adalah frekuensi pelatihan dan seminar. Hasil uji t pada koefisien korelasi parsial menunjukkan pentingnya frekuensi pelatihan terhadap tingkat pemahaman praktisi tentang PSAK No 59 tentang Akuntansi syariah Perbankan pada pengakuan dan pengukuran produk pendanaan, meskipun dalam tingkat rendah.

Distribusi frekuensi menggambarkan bahwa sekitar 43,8% responden yang bergabung

pelatihan sekitar 1 sampai 3 kali. Sekitar 33,3% responden bergabung lokakarya selama 4 sampai 6 kali. Responden yang bergabung 7-9 kali sekitar 10,4% dan mereka yang bergabung dengan pelatihan lebih dari 9 kali sekitar 12,5%. Jika frekuensi pelatihan dihubungkan dengan tingkat pemahaman, responden dengan 1 sampai 3 kali

pelatihan, sekitar 9,6% dari responden yang bergabung 1-3 kali pelatihan di

menengah tingkat pemahaman sementara sekitar 90,4% berada di tahap tinggi. Yang lainnya

kelompok ini dalam tahap pemahaman yang tinggi. Bunga dan motivasi merupakan salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas kemampuan belajar manusia.

Selanjutnya, frekuensi bergabung seminar dan pelatihan akan memperluas pengetahuan dan pemahaman bahan

menguasai) dari praktisi BMT yang pada PSAK No 59. Selain itu, wawancara dengan responden menegaskan bahwa pemahaman tentang PSAK No 59 sebagian besar diperoleh melalui pelatihan dan seminar.

E. Kesimpulan

Responden yang praktisi BMT's dan anggota PUSKOPSYAH dari Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu manajer dan akuntansi umumnya memiliki tingkat pemahaman tinggi pada PSAK No 59 tentang pengakuan dan pengukuran produk pendanaan. Kuesioner yang menunjukkan bahwa sekitar 95,8% responden berada di tahap tinggi pemahaman, sementara

4,2% sisanya adalah pada kategori tingkat menengah. Berdasarkan hasil uji analisis relasi, yang independen dan dependen variabel yang berhubungan dengan pemahaman responden pada PSAK No 59 tentang pengakuan dan pengukuran produk pendanaan (R = 0,682). Di sisi lain, uji statistik koefisien korelasi berganda menjelaskan bahwa semua independen dalam penelitian ini, sama sekali, terdapat hubungan yang signifikan dengan variabel dependen. Sedangkan analisis korelasi parsial memverifikasi bahwa independen variabel yang memiliki hubungan terdekat untuk memahami adalah, dalam urutan, latar belakang pendidikan, usia, dan frekuensi kerja jangka pelatihan.

BIBLIOGRAPHY DAFTAR PUSTAKA


Adnan, Akhyar. Adnan, Akhyar. “Kritik atas Konsep Akuntansi Keuangan Lembaga Syari'ah Mikro”. "Kritik Atas Konsep Akuntansi Syari'ah Lembaga Keuangan Mikro".

Workshop Merancang Format Akuntansi Keuangan Bagi Lembaga Keuangan Workshop Merancang Format Akuntansi Keuangan Bagi Lembaga Keuangan

Mikro Syariah di Hotel Inna Garuda Yogyakarta pada tanggal 09-12 Agustus 2004 mengadakan oleh Pengembangan Ekonomi (PPE) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

dan BMT Muamalah Hidayatul Wonogiri. Faisal, Sanapiah . 2005. Format-format Penelitian Sosial . Jakarta: Radja Grafindo Persada.

Hasan, Iqbal. 2005. Analisa Data Penelitian Dengan Statistik . Jakarta: Bumi Aksara.


Horngren, Charles T. 1996. “Accounting 3th Edition”. Translated by Thomas H.

Secokusumo. Pengantar Akuntansi (Buku 1) . Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2003. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

No. 59 Akuntansi Perbankan Syari'ah.

Ilmi, Makhalul. Ilmi, Makhalul. 2002. Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah .

Yogyakarta: UII Press.

Institute of Islamic Banking and Insurance. 1994. Accounting Issues in Islamic

Banking . Perbankan. London. London.

Muhammad. 2002. Pengantar Akuntansi Syari'ah . Jakarta: Salemba Empat.

Muhammad. 2005. Pengantar Akuntansi Syari'ah . Edition 2 (Revision). Jakarta: Jakarta:

Salemba Empat. Salemba Empat.

Mursyidi. 2003. Akuntansi Zakat Kontemporer . Bandung: Remaja Rosdakarya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ratmono, Dwi. Pengungkapan Islamic Values Dalam Pelaporan Keuangan Bank

Syari'ah Paradigma Akuntansi Syari'ah Filosofis Teoritis dan PSAK 59. Paper

of Proceeding National Symposium on Islamic Economic System II held by

Pusat Pengkajian Bisnis dan Ekonomi Islam Universitas Brawijaya Malang,

28-29 May 2004.

Rosjidan et. al. al. 2001. Belajar dan Pembelajaran . Malang, FIP Universitas Negeri

Malang. Malang.

Sigit, Soehardi. 1999. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Sosial Bisnis

Manajemen . Yogyakarta: Lukman Offset.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi . Bandung, Alfabeta.

Triyuwono, Iwan. “Akuntansi Syari'ah dan Koperasi Mencari Bentuk dalam

Metafora Amanah” in Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia 1: 1 (May

1997). 1997).

Triyuwono, Iwan. “Metafora Zakat dan Shari'ah Enpterpise Theory sebagai Konsep

Dasar dalamMembentuk Akuntansi Syari'ah” in Jurnal Akuntansi dan

Auditing Indonesia 5: 2 (December 2001).

Umar, Husein. 1998. Riset Akuntansi . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Usman, Husaini dan R. Purnomo Setiady Akbar. 1995. Pengantar Statistika . Jakarta: Jakarta:

Bumi Aksara.

Warren, Carl S. et. al. al. 2005. 2005. “Accounting 21th Edition”. translated by Aria Farahmita,

et. et. al. Pengantar Akuntansi Edisi 21 . Book 1. Buku 1. Jakarta: Salembat Empat.

Widodo, Hertanto.2000 . Pedoman Akuntansi Syariat Panduan Praktis Operasional

Baitul Mal wat Tamwil . Bandung: Mizan.


Yaya, Rizal. “Mengkritisi Konsep Akuntansi Keuangan Bagi Lembaga Keuangan

Mikro Syariah”. Paper presented at Workshop Merancang Format Akuntansi

Keuangan Bagi Lembaga Keuangan Mikro Syariah at Hotel Inna Garuda-

Yogyakarta on 9-12 August 2004 held by Pusat Pengembangan Ekonomi

(PPE) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta and BMT Hidayatul Muamalah

Wonogiri.

www.republika.co.id



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar